JAKARTA (BP) - Panitia Ujian Nasional (Unas) 2011 terus mencari formula untuk menekan pelanggaran dalam pelaksanaannya nanti. Diantaranya yang dinilai rawan adalah kecurangan berbentuk contek-contekan. Untuk antisipasi, disiapkan lima modifikasi atau variasi soal unas dalam satu kelas.
Kebijakan aturan lima variasi soal tersebut diutarakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Mansyur Ramli. Menurut dia, memperbanyak variasi soal tersebut bisa menekan siswa saling contek. “Dulu variasi cuma dua. Sekarang kita buat lebih bervariasi lagi,” tandas dia.
Aturan pemberlakuan lima variasi soal dalam satu kelas tersebut, bukan tanpa persoalan. Mansyur menerangkan, semakin banyaknya variasi soal tersebut bisa menimbulkan persoalan baru dalam proses percetakan naskah soal.
Tahun lalu saja, dimana naskah soal hanya terdiri dari dua varian sudah terdapat kesalahan saat distribusi soal ke peserta unas. Kesalahan diantaranya, naskah soal A masuk ke amplop soal B. Begitu pula sebaliknya. Kekeliruan tidak hanya terjadi antarsoal dalam satu pelajaran saja. Tetapi, jelas Mansyur, di beberapa kasus ada kekeliruan memasukkan naskah soal dari pelajaran yang berbeda.
Proses lelang untuk pencetakan naskah soal sendiri ada yang sudah berjalan dan belum. Mansyur berharap, percetakan yang diloloskan dalam proses tender harus benar-benar memiliki mesin cetak yang sesuai dengan jumlah naskah soal. “Pengalaman mencetak dokumen-dokumen rahasia negara juga menjadi acuan penilaian,” kata dia. Aturan yang ditetapkan tersebut, semata-mata untuk melindungi unas berjalan dengan baik dan benar, tanda ada kecurangan.
Selain itu, panitia unas tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota diharapkan lebih ketat lagi dalam menjaga naskah unas. Mulai dari percetakan hingga ke sekolah harus dikawal ketat oleh personel polisi dan tim independen dari perguruan tinggi negeri yang sudah ditunjuk. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BNSP) juga tidak ketinggalan mengawal ketat lalu lintas soal unas tersebut.
Pada kesempatan sebelumnya, Mendiknas M. Nuh mengatakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Unas 2011 sudah disebar ke seluruh daerah.
Dengan penyebaran ini, diharapkan tidak muncul alasan ada daerah yang terlambat mendistribusikan soal unas. Soal unas bersifat rahasia negara, Nuh berharap percetakan benar-benar bisa menjaga kerahasaiannya.
Kemendiknas berupaya juga menekan kebocoran naskah soal unas.
Pelaksanaan unas?tahun pelajaran 2010-2011 jenjang SMA dan sederajat akan digelar pada 18-21 April 2011. Sementara pelaksanaan unas untuk tingkat SMP dan sederajat akan digelar pada 25-28 April 2011. (dikutip oleh Harum Ginting, dari http://www.batampos.co.id/2011/feb/sesi/berita-utama/nasional)
Kebijakan aturan lima variasi soal tersebut diutarakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Mansyur Ramli. Menurut dia, memperbanyak variasi soal tersebut bisa menekan siswa saling contek. “Dulu variasi cuma dua. Sekarang kita buat lebih bervariasi lagi,” tandas dia.
Aturan pemberlakuan lima variasi soal dalam satu kelas tersebut, bukan tanpa persoalan. Mansyur menerangkan, semakin banyaknya variasi soal tersebut bisa menimbulkan persoalan baru dalam proses percetakan naskah soal.
Tahun lalu saja, dimana naskah soal hanya terdiri dari dua varian sudah terdapat kesalahan saat distribusi soal ke peserta unas. Kesalahan diantaranya, naskah soal A masuk ke amplop soal B. Begitu pula sebaliknya. Kekeliruan tidak hanya terjadi antarsoal dalam satu pelajaran saja. Tetapi, jelas Mansyur, di beberapa kasus ada kekeliruan memasukkan naskah soal dari pelajaran yang berbeda.
Proses lelang untuk pencetakan naskah soal sendiri ada yang sudah berjalan dan belum. Mansyur berharap, percetakan yang diloloskan dalam proses tender harus benar-benar memiliki mesin cetak yang sesuai dengan jumlah naskah soal. “Pengalaman mencetak dokumen-dokumen rahasia negara juga menjadi acuan penilaian,” kata dia. Aturan yang ditetapkan tersebut, semata-mata untuk melindungi unas berjalan dengan baik dan benar, tanda ada kecurangan.
Selain itu, panitia unas tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota diharapkan lebih ketat lagi dalam menjaga naskah unas. Mulai dari percetakan hingga ke sekolah harus dikawal ketat oleh personel polisi dan tim independen dari perguruan tinggi negeri yang sudah ditunjuk. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BNSP) juga tidak ketinggalan mengawal ketat lalu lintas soal unas tersebut.
Pada kesempatan sebelumnya, Mendiknas M. Nuh mengatakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Unas 2011 sudah disebar ke seluruh daerah.
Dengan penyebaran ini, diharapkan tidak muncul alasan ada daerah yang terlambat mendistribusikan soal unas. Soal unas bersifat rahasia negara, Nuh berharap percetakan benar-benar bisa menjaga kerahasaiannya.
Kemendiknas berupaya juga menekan kebocoran naskah soal unas.
Pelaksanaan unas?tahun pelajaran 2010-2011 jenjang SMA dan sederajat akan digelar pada 18-21 April 2011. Sementara pelaksanaan unas untuk tingkat SMP dan sederajat akan digelar pada 25-28 April 2011. (dikutip oleh Harum Ginting, dari http://www.batampos.co.id/2011/feb/sesi/berita-utama/nasional)
0 komentar:
Posting Komentar